ChatGPT, DALL-E, dan solusi AI generative lainnya sedang menjadi perbincangan di internet. Perkembangan ini dapat mengubah cara kerja dan kreativitas kita – tetapi bagi seseorang yang tidak terbiasa dengan teknologi AI, memasuki dunia kecerdasan buatan mungkin terasa sangat menakutkan atau membingungkan. Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa pertanyaan yang muncul selama webinar terbaru kami dengan Yusi Chen dari GGV Capital, Zhen Wang dari Advance Intelligence Group, Leslie Teo dari AI Singapore, dan Jianfeng Lu dari WIZ.AI sendiri.  

Apa Langkah pertama bagi sebuah perusahaan untuk memperkenalkan AI, khususnya ChatGPT, ke dalam prosesnya?

Para panelis webinar kami umumnya menyarankan untuk mengintegrasikan AI ke dalam pekerjaan sehari-hari Anda. Meskipun saran ini mungkin terdengar sederhana, hal tersebut bisa terasa menakutkan bagi seseorang yang belum pernah bekerja dengan AI sebelumnya. Untungnya, telah ada solusi AI yang lebih mudah diakses oleh pekerja kantor rata-rata. Microsoft, salah satu investor OpenAI, telah meluncurkan asisten berbasis AI yang disebut Copilot. Ia bekerja seperti ChatGPT, menciptakan konten dengan menggunakan instruksi sederhana seperti “ ringkas dokumen ini menjadi tida poin penting”. Bagi mereka yang masih belum familiar, kami menyarankan untuk mencoba ChatGPT dan memintanya untuk menghasilkan beberapa teks untuk Anda. Mulailah dengan memberikan konteks permintaan Anda (misalnya, saya perlu membuat rekomendasi professional) dan kemudian berikan persyaratan Anda (misalnya, bagaimana cara mengintegrasikan AI ke dalam pekerjaan sehari-hari saya?). Namun, perlu dicatat bahwa informasi yang diberikan oleh ChatGPT mungkin tidak akurat, jadi selalu lakukan pengecekan silang informasi sendiri. Pencarian obrolan Bing bekerja dengan cara yang serupa dan juga dapat membantu Anda terbiasa bekerja dengan AI.  

Bagaimana keputusan Italia untuk melarang ChatGPT akan memengaruhi industri ini?

Seperti yang dikemukakan oleh Yusi Chen dari GGV Capital, isu di balik larangan Italia adalah keamanan data. Dengan menggunakan ChatGPT, interaksi pengguna dengan chatbot akan dikirimkan ke OpenAI sebagai data latihan. Regulator keamanan data Italia melihat penggunaan ChatGPT sebagai pelanggaran terhadap undang-undang privasi yang ketat di Eropa. “Memang benar, menggunakan ChatGPT berarti mengirimkan data,” kata Leslie Teo dari AI Singapore. “Tetapi lihatlah dari sudut pandang ini. Perusahaan dapat melarang penggunaan perangkat lunak atau aplikasi, atau memblokir situs web, tetapi apa yang dilakukan karyawan? Mereka menggunakannya di iPhone mereka. Apakah itu lebih aman?” Teo menyarankan untuk mengambil pendekatannya yang berbeda. “Jauh lebih baik mendidik orang-orang tentang cara menggunakan solusi-solusi ini,” jelasnya. “Anda dapat bertanya kepada ChatGPT, tetapi jangan gunakan data atau informasi yang sebenarnya. Alih-alih memberikan nama, gunakan “A” dan alih-alih mengatakan 150, katakanlah 1,5 untuk menyembunyikan data.” Bagi Jianfeng Lu dari WIZ.AI, kesenjangan keamanan data merupakan peluang bagi para pengusaha. “Sebelumnya, kami perlu bertukar kunci public untuk membangun kepercayaan. Kemudian seseorang menemukan (zero-knowledge authentication systems) system otentikasi pengetahuan nol. Jadi ini adalah peluang untuk mengembangkan solusi keamanan data untuk jenis model AI lainnya.”  

Pegawai mana yang akan merasa paling terancam oleh AI Generative?

Menurut Teo, peran seperti analis, manajer resiko, dan ekonom akan sangat terpengaruh. “Siapa pun yang memberikan penjelasan tentang trend,” jelasnya. “Saya juga berpikir bahwa pemrograman akan mengalami perubahan yang drastic begitu pula dengan ilmu data. Itu belum lagi profesi pemasaran dan komunikasi.”Kemudian Chen membahas kinerja GPT-4 dalam tes standar. “Dalam GRE, GMAT, SAT, APE…ChatGPT berada dalam lima persen teratas peserta tes,” katanya. “Bahkan dalam ujian professor perguruan tinggi, ChatGPT bisa mendapatkan nilai A atau A+. Saya piker mungkin saja dalam lima tahun ke depan, mahasiswa tidak dapat bersaing dengan GPT. Jadi itu adalah salah satu kelompok yang akan menghadapi banyak tantangan dengan GPT, tetapi juga banyak peluang.” Teo melanjutkan pemikiran tersebut dan menyebutkan sebuah makalah tentang GPT dan produktivitas yang menyatakan bahwa produktivitas pekerja berpengetahuan dapat meningkat sebesar 30% dengan menggunakan alat dan solusi AI. “Misalnya, jika saya menggunakan Copilot untuk pemrograman, dan saya percaya pada keterampilan saya, saya merasa mendapatkan manfaat lebih dari alat tersebut daripada ketika saya sama sekali tidak tahu tentang pemrograman,” katanya. “Jadi dengan ChatGPT yang lebih baik dalam ujian, mungkin masalahnya ada pada tes tersebut bukan pada manusia.”  

AI sebagai pendorong dan bukan ancaman

Di WIZ.AI, kami mendorong bisnis untuk merangkul kemungkinan yang ditawarkan oleh teknologi AI. Meskipun mengadopsi AI mungkin terlihat menakutkan bagi Sebagian orang, memahami apa yang solusi-solusi tersebut dapat atau tidak dapat lakukan – dan bagaimana mereka dapat membantu Anda melakukan pekerjaan yang lebih baik – merupakan kunci dalam membangun strategi AI yang sukses.

Ingin mencoba solusi generative AI yang mudah diimplementasikan ? Coba produk terbaru kami, TalkGPT, yang didukung oleh ChatGPT. Buat dan implementasikan komunikasi dengan pelanggan dalam lima kali klik. 


Jelajahi TalkGPT